Monday, December 25, 2017

Mencintai Sastra & Budaya Di Rumah Puisi Taufiq Ismail

 mending di deportasi saja dari Indonesia  Mencintai Sastra & Budaya di Rumah Puisi Taufiq Ismail
Koleksi Buku Taufiq Ismail
Rumah Puisi Taufiq Ismail - Siapa yang ngak kenal sama sastrawan & budayawan tersohor Taufiq Ismail ??? kalo hingga ngak kenal itu keterlaluan, mending di deportasi saja dari Indonesia #KalianTerlalu #AkuBenciKalian. 

Akan tiba hari, Mulut dikunci, Kata tak ada lagi
Akan tiba masa, Tak ada suara, Dari verbal kita
Berkata tangan kita, Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita, Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita, Bila harinya
Tanggung jawab, tiba ...
 
 mending di deportasi saja dari Indonesia  Mencintai Sastra & Budaya di Rumah Puisi Taufiq Ismail
Rumah Puisi - Di Kelilingi Tembok Kaca Dengan Pemandangan Gunung Singgalang & Gunung Marapi
Syair diatas merupakan pecahan lagu dari penyanyi Chrisye “Ketika Tangan & Kaki Berkata” yang merupakan karya besar dari Taufiq Ismail #ILovePakTaufiq. Gw memang ngak begitu paham akan karya sastra tapi gw paham beberapa karya – karya Taufiq Ismail yang tersohor itu #MakjlebSyair. Kesempatan piknik keliling Sumatera Barat, salah satu nya ke Bukittinggi bareng Rombongan Blogger yang di undang oleh Kementrian Pariwisata #PesonaSumbar #PesonaMinang, ngak ada salah nya untuk mampir sebentar ke Rumah Puisi Taufiq Ismail yang lokasi nya searah dengan Kota Bukittinggi yaitu beralamat di Jalan Raya Padang Panjang – Bukittinggi Km. 6 Aie Angek Tanah Datar Sumatera Barat.
 mending di deportasi saja dari Indonesia  Mencintai Sastra & Budaya di Rumah Puisi Taufiq Ismail
Banyak Pantun Yang Tersebar di Rumah Puisi
 mending di deportasi saja dari Indonesia  Mencintai Sastra & Budaya di Rumah Puisi Taufiq Ismail
Syair Taufiq Ismail Yang Tertempel Di Tembok Rumah Puisi
Rumah Puisi Taufiq Ismail di berdiri untuk menampung ± 8000 koleksi buku & karya – karya Pak Taufiq Ismail jadi disini aneka macam kita temukan koleksi buku – buku sastra dll, selain itu juga rumah puisi merupakan wujud keprihatinan dia akan rendah nya tingkat baca generasi muda sekarang, terutama terhadap karya sastra. Berdasarkan hasil penelitian yang dia lakukan bahwa semenjak tahun 1948 hingga 2008 (Rumah Puisi Berdiri 20 Februari 2008), buku sastra yang di baca murid SMU di Indonesia yaitu 0 judul alias ngak ada #SedihKaliLah
 mending di deportasi saja dari Indonesia  Mencintai Sastra & Budaya di Rumah Puisi Taufiq Ismail
Menikmati Koleksi Buku Taufiq Ismail
 mending di deportasi saja dari Indonesia  Mencintai Sastra & Budaya di Rumah Puisi Taufiq Ismail
Melihat Perdamaian Dengan Buku
 mending di deportasi saja dari Indonesia  Mencintai Sastra & Budaya di Rumah Puisi Taufiq Ismail
Dengan Puisi, Aku
Curahan Hati Taufiq Ismail Lewat Puisi


















Beda sekali dengan kondisi saat Indonesia masih berjulukan Hindia Belanda, dikala itu buku yang di baca siswa setingkat SMU berkisar hingga 25 judul #Keren. Beliau berharap dengan ada nya rumah puisi ini sanggup dijadikan daerah anak – anak muda berkumpul untuk membaca dan berguru berkarya melalui tulisan, selain itu di Rumah Puisi sering diadakan pertemuan guru, training menulis, bahkan seminar-seminar. 
Rumah Puisi Dijadikan Tempat Pertemuan & Belajar Tentang Sastra
 mending di deportasi saja dari Indonesia  Mencintai Sastra & Budaya di Rumah Puisi Taufiq Ismail
Meja Kerja Taufiq Ismail Menghadap Perkebunan & Gunung Marapi Singgalang 
Bangunan persegi yang dinding nya terbalut beling bening ini berada di kaki Gunung Singgalang, santai leyeh – leyeh membaca buku koleksi Taufiq Ismail sambil menikmati hawa pegunungan #NikmatManaYangKudustakan. Rumah Puisi ini dikelilingi hamparan kebun bunga yang menawan & perkebunan warga, sejauh mata memandang tampak Gunung Singgalang (2877 Mdpl) dan Gunung Marapi (2891 Mdpl) yang menjulang kokoh bagaikan karya Pak Taufiq Ismail yang TERSOHOR. 
 mending di deportasi saja dari Indonesia  Mencintai Sastra & Budaya di Rumah Puisi Taufiq Ismail
Pemandangan Yang Syahdu Dari Rumah Puisi
Tempat ini di berdiri atas derma Habibie Award melalui The Habibie Center yang menunjukkan sumbangan senilai ± 2 milliar, penghargaan ini di berikan kepada Taufiq Ismail atas sumbangsih nya terhadap kemajuan kasusastraan & pendidikan di IndonesiaSelain koleksi buku dan karya sastra Taufiq Ismail, di daerah ini juga bertabur Quote – Qoute keren dari para tokoh dunia. Disamping Rumah Puisi, terdapat rumah budaya Fadlizon dan penginapan The Aie Angek Cottage.
 mending di deportasi saja dari Indonesia  Mencintai Sastra & Budaya di Rumah Puisi Taufiq Ismail
The Aie Angek Cottage - Penginapan Di Sebelah Rumah Puisi
Sekilas ihwal Taufiq Ismail : Hasil tulisannya 517 puisi, 346 prosa (esei/kritikan) dan 96 lirik lagu yang telah dihasilkannya sepanjang 55 tahun aktif di dunia penulisan, puisi – puisi nya banyak di jadikan syair lagu oleh Group Musik Bimbo ataupun Penyanyi Chrisye. Karya-karya puisi Taufiq telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa yang antara lain Bahasa Inggris, Arab, Jepang, Jerman bahkan Prancis. Kumpulan puisinya yang telah terbit antara lain yaitu Manifestasi (1963, bersama Goenawan Mohamad, Hartojo Andang jaya dll), Benteng (1966), Tirani (1966), Malu saya Makara Orang Indonesia (1998), Mengakar Ke Bumi Menjalar Ke Langit (2008) dan masih banyak lagi karya nya.

Taufik Ismail menerima Anugerah Seni dari Pemerintah Indonesia (1970), Cultural Visit Award dari Pemerintah Australia (1977), South East Asia Write Award dari Kerajaan Thailand (1994), Penulisan Karya Sastera dari Pusat Bahasa (1994). Dua kali dia menjadi penyair tamu di Universiti IOWA Amerika Serikat (1971-1972 dan 1991-1992), dan pengarang tamu di  Dewan Bahasa & Pustaka Kuala Lumpur Malaysia (1993). 
 mending di deportasi saja dari Indonesia  Mencintai Sastra & Budaya di Rumah Puisi Taufiq Ismail
Mengakar Ke Bumi Mengapai Ke Langit
Karya Taufiq Ismail Diusianya Yang ke 80 Tahun

Rumah Puisi Taufiq Ismail
Jl. Padang Panjang - Bukittinggi
Sumatera Barat
Indonesia

No comments:

Post a Comment